HALAMAN JUDUL
A. Latar
Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah............................................................................................ 2
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
A. Teori kearsipan................................................................................................
5
B. Sistem Kearsipan............................................................................................ 6
C.
Pemeliharaan Arsip......................................................................................... 9
D. Penyusutan
Arsip............................................................................................
10
E.
Pengelolaan kearsipan....................................................................................
F.
Korespondensi Kearsipan..............................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................... 15
B. Saran................................................................................................................. 15
1. Surat – Surat masuk/keluar (5 sistem kearsipan) 1
surat saja
2. Daftar Klasifikasi
3. Buku Agenda
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dari semua
aset organisasi yang ada, arsip adalah salah satu aset yang berharga. Arsip
merupakan warisan nasional dari generasi ke generasi yang perlu dipelihara dan
dilestarikan. Tingkat keberadaban suatu bangsa dapat dilihat dari pemeliharaan
dan pelestarian terhadap arsipnya tak terkecuali dalam perusahaan ataupun
kantor. Berkaitan dengan hal tersebut arsip perlu dikelola dengan baik dalam
sebuah kerangka sistem yang benar.
Di dalam
sistem kegiatan perkantoran ada proses komunikasi organisasi salah satunya
komunikasi melalui tulisan yang terwujud melalui surat-menyurat
(korespondensi). Kegiatan ini sangat penting dalam sebuah organisasi
perkantoran karena korespondensi atau surat-meyurat merupakan rangkaian
aktivitas yang berkenaan dengan pengiriman informasi secara tertulis mulai dari
penyusunan, penulisan sampai dengan pengiriman informasi hingga sampai kepada
pihak yang dituju. Selain itu, proses korespondensi merupakan sarana untuk mengirim
atau memberi informasi tertulis kepada atasan atau pihak lain, baik sebagai
laporan, pemberitahuan, permintaan ataupun pertanyaan. Dalam penyusunan
korespodensi harus memperhatikan berbagai unsur-unsur dalam pembuatannya yaitu
dari segi tulisan dan pemakaian bahasa yang harus benar dan tepat.
Selain korespondensi yang ada dalam
kegiatan kantor, penataan arsip pun sangat diperlukan dalam suatu organisasi
atau kantor. Arsip sebagai salah satu sumber informasi memiliki fungsi yang
sangat penting untuk menunjang proses kegiatan administrasi. Masalah yang akan
timbul nantinya adalah semakin menumpuknya arsip dari tahun ke tahun secara
tidak terkontrol. Agar arsip dapat berperan sebagaimana fungsinya perlu
dikelola dengan baik dan benar, artinya ditata secara sistematis sehingga jika
sewaktu-waktu diperlukan dapat dengan cepat, tepat dan lengkap disajikan. Dalam
pengelolaan arsip, termasuk di dalamnya adalah upaya memelihara arsip baik dari
segi fisik maupun kerusakan. Sedangkan memelihara dari segi infomasi yaitu
tidak terjadinya kebocoran informasi.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Arsip ?
2. Apa
itu sistem kearsipan ?
3. Bagaimana
cara pemeliharaan Arsip ?
4. Bagaimana
penyusutan Arsip ?
5. Bagaimana
cara pengelolaan kearsipan ?
6. Apa
itu korespondensi dan bagaimana korespondensi kearsipan ?
C.
Tujuan
Tujuan dari penyusunan
makalah ini yaitu untuk mengetahui dan memahami tentang kearsipan,sistem
kearsipan,cara pemeliharaan arsip dan penyusutan arsip
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Kearsipan
1.
Pengertian
arsip dan kearsipan
Secara
etimologi kata arsip berasal dari bahasa Yunani (Greek), yaitu
archium yang artinya peti untuk menyimpan sesuatu. Semula pengertian arsip
itu memang menunjukkan tempat atau gedung tempat penyimpanan arsipnya,
tetapi perkembangan terakhir orang lebih cenderung menyebut arsip sebagai
warkat itu sendiri. Schollenberg menggunakan istilah archives sebagai
kumpulan warkat itu sendiri, dan archives instution sebagai gedung arsip
atau lembaga kearsipan.
Kata
arsip dalam bahasa Latin disebut felum (bundle) yang artinya tali
atau benang. Dan memang pada zaman dahulu tali atau benang inilah yang
digunakan untuk mengikat kumpulan warkat/surat. Sehingga arsip-arsip itu
mudah digunakan.
Arsip
adalah kumpulan warkat yang disimpan secara teratur, terencana,
karena mempunyai nilai sesuatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat
cepat ditemukan kembali. Jadi sebagai intinya arsip adalah himpunan
lembaranlembaran tulisan. Catatan tertulis yang disebut warkat harus
mempunyai 3 (tiga) syarat yaitu disimpan secara berencana dan teratur,
mempunyai sesuatu kegunaan, dan dapat ditemukan kembali secara tepat.
Kearsipan
berasal dari kata arsip dalam bahasa Inggrisnya file sedangkan kearsipan
disebut filing. File adalah bendanya sedangkan filing adalah kegiatannya.
Menurut
Kamus Administrasi Perkantoran oleh Drs. The Liang Gie :
a.
Penyimpanan warkat (filing) merupakan kegiatan menaruh
warkat-warkat dalam suatu tempat penyimpanan secara tertib menurut sistem,
susunan dan tata cara yang telah ditentukan, sehingga pertumbuhan
warkat-warkat itu dapat dikendalikan dan setiap kali diperlukan dapat
secara cepat ditemukan kembali. Lawan dari penyimpanan warkat (filing)
adalah pengambilan warkat (finding).
b.
Sistem
penyimpanan warkat (filing system) adalah rangkaian tata cara yang teratur
menurut suatu pedoman untuk menyusun warkat-warkat sehingga bilamana
diperlukan lagi, warkat-warkat itu dapat ditemukan kembali secara tepat.
2.
Jenis –
Jenis arsip
a.
Arsip
menurut subyek atau isinya dapat dibedakan
menjadi 4 yaitu:
1)
Arsip kepegawaian, contoh: Daftar
riwayat hidup pegawai, surat lamaran, surat pengangkatan pegawai dan
rekaman prestasi.
2)
Arsip keuangan, contohnya: laporan
keuangan, bukti pembayaran, daftar gaji, bukti pembelian, dan dan surat
perintah bayar
3)
Arsip pemasaran, contoh: Surat penawaran,
surat pesanan, surat perjanjian penjualan, daftar pelanggan dan daftar
harga.
4)
Daftar pendidikan, contohnya: kurikulum,
satuan pelajaran, daftar hadir siswa, raport dan transkip mahasiswa.
b.
Arsip
menurut bentuk dan wujud fisiknya. Penggolongan arsip
menurut bentuk dan wujudnya, khususnya lebih didasarkan pada tampilan
fisik media yang digunakan dalam merekam informasi. Menurut bentuk dan
wujud fisiknya, arsip dapat dibedakan menjadi:
1)
Surat, contohnya: naskah
perjanjian/kontrak, akta pendirian perusahaan, surat keputusan, notulen
rapat, berita acara, laporan dan tabel.
2)
Pita rekaman
3)
Mikrofilm
4)
. Disket
5)
Compact disk
c.
Arsip menurut nilai gunanya.
Penggolongan arsip berdasarkan nilai dan kegunaannya ada 7 macam, yaitu:
1)
Arsip bernilai informasi, contoh:
pengumuman, pemberitahuan dan undangan
2)
Arsip bernilai administrasi, contohnya:
ketentuan–ketentuan organisasi, surat keputusan, prosedur kerja, dan
uraian tugas pegawai.
3)
. Arsip bernilai hukum, contoh: akta
pendirian perusahaan, akta kelahiran, akta perkawinan, surat perjanjian,
surat kuasa dan keputusan pengadilan.
4)
Arsip bernilai sejarah, contohnya: laporan
tahunan, notulen rapat, dan gambar foto dan peristiwa
5)
Arsip bernilai ilmiah, contoh: hasil
penelitian
6)
Arsip bernilai keuangan, contoh: kuitansi, bon
penjualan, dan laporan keuangan
7)
Arsip bernilai pendidikan, contoh: karya
ilmiah para ahli, kurikulum, satuan pelajaran dan program pelajaran
d.
Arsip Menurut Sifat Kepentingannya.
Penggolongan arsip menurut kepentingannya atau urgensinya ada beberapa
macam, yaitu:
1)
Arsip tak berguna, contohnya surat
undangan dan memo
2)
Arsip berguna, contohnya: presentasi pegawai,
surat permohonan cuti dan surat pesanan barang
3)
Arsip penting, contohnya: surat
keputusan, daftar riwayat hidup pegawai, laporan keuangan, buku kas dan
daftar gaji
4)
Arsip vital, contohnya: akta pendirian
perusahaan, buku induk pegawai, sertifikat tanah/bangunan dan ijazah
e.
Arsip Menurut Fungsinya.
Penggolongan arsip berdasarkan fungsi arsip dalam mendukung kegiatan
organisasi ini ada dua, yaitu:
1)
Arsip dinamis, yaitu arsip yang masih
dipergunakan secara langsung dalam kegiatan kantor sehari-hari
2)
Arsip statis, yaitu arsip yang sudah tidak
dipergunakan secara langsung dalam kegiatan perkantoran sehari-hari.
F.
Arsip Menurut Tempat/Tingkat Pengolahannya.
Penggolongan arsip berdasarkan
tempat atau tingkat
pengolahannya dan sekaligus siapa bertanggung jawab, dapat dibedakan
menjadi:
1)
Arsip pusat, yaitu arsip yang disimpan
secara sentralisasi atau berada di pusat organisasi yang berkaitan dengan
lembaga pemerintah dan arsip nasional pusat di Jakarta.
2)
Arsip unit, yaitu arsip yang berada di
unit-unit dalam organisasi yang berkaitan dengan lembaga pemerintah dan
arsip nasional di daerah ibu kota propinsi.
g.
Arsip
Menurut Keasliannya. Penggolongan arsip berdasarkan
pada tingkat keaslian dapat dibedakan menjadi:
1)
Arsip asli, yaitu dokumen yang langsung
terkena hentakan mesin tik, cetakan printer, tanda tangan, serta legalisasi
asli yang merupakan dokumen utama.
2)
Arsip tembusan, yaitu dokumen kedua, ketiga
dan seterusnya yang dalam proses pembuatannya bersama dokumen asli, tetapi
ditujukan pada pihak selain penerimaan dokumen asli.
3)
Arsip salinan, yaitu dokumen yang proses pembuatannya
tidak bersama dengan dokumen asli, tetapi memiliki kesesuaian dengan
dokumen asli.
h.
Arsip Menurut Kekuatan Hukum.
Penggolongan arsip berdasarkan kekuatan hukum atau legalitas dari sisi
hukum dapat dibedakan menjadi 2 macam:
1)
Arsip autentik, yaitu arsip yang di
atasnya terdapat tanda tangan asli dengan tinta (bukan fotokopi atau film)
sebagai tanda keabsahan dari isi arsip bersangkutan. Arsip-arsip autentik
dapat digunakan sebagai bukti hukum yang sah.
2)
Arsip tidak autentik, yaitu arsip yang di atasnya
tidak terdapat tanda tangan asli dengan tinta, arsip ini dapat berupa
fotokopi, film, mikrofilm dan hasil print komputer.
B.
Sistem
Kearsipan
1.
Pengertian
sistem kearsipan
system kearsipan adalah suatu
rangkain kerja yang teratur yang dapat dijadikan pedoman untuk menyimpan arsip
sehingga saat diperlukan arsip tersebut dapat ditemukan cepat dan tepat.
kearsipan juga dapat didefinikasikan
sebagai kegiatan yang meliputi penciptaan arsip,penyimpanan arsip
(filling),penemuan kembali arsip (finding) dan penyusutan arsip
(pengamanan,pemeliharaan,dan pemusnahan) sebagai bagian dari kegiatan
kearsipan,filling mempunyai peranan yang sangat penting.
2.
Macam – macam sistem kearsipan
Menurut
Atmosudirjo dalam Ig.Wursanto (1991 : 22) Mengatakan bahwa pada pokoknya sistem kearsipan terdiri dari 2 (dua)
bagian yaitu sebagai berikut:
1.
Sistem pengatur
tertiban atau arangement system
a.
Sistem
klasifikasi numerial (menurut angka)
b.
Sistem
klifikasi alfabetis (menurut abjad)
2. Sistem perawat simpanan atau safe keeping
system
Pendapat G.R.Terry mengenai macam-macam
sistem penyimpanan arsip seperti yang di kutip oleh Sutarto(1992:173)adalah
sebagai berikut:
1. Alphabetical arrangement (susunan
abjad)
a.
Subjet (pokok soal)
b.
Phonetic (suara)
2. Numerical
arrangement (susunan nomor)
a.
Serial
(seri)
b.
Coded (kode)
3. Geographical
arrangement (susunan wilayah)
4. Choronlogical
arrangement (susunan tangal)
Menurut
zulkifli amsyah (1992 : 71) menyatakan bahwa:
Pada dasarnya sistem penyimpanan arsip atau sistem kearsipan ada dua(2)
jenis urutan abdjad dan angka. Sistem penyimpanan yang berdasarkan urutan
abdjad adalah sistem nama (seing di sebut sistem abdjad), sistem gaografis, dan
sistem subjek. Sedangkan nama yang berdasrkan urutan angka adalah sistem
numeric (sistem subjek dengan kode no.).
Sedangkan menurut Geoffery Mills dan Oliver Standingford, dalam sutarto
(1992: 171) mengemukakan sistem penyimpanan warkat di golongkan menjadi enam
(6) macam sistem utama,yaitu:
a. alphabetical – sistem abjad
b.
Subyek-sistem
subjek
c. geographical-
sistem wilayah
d. numerical-
sistem nomor
e. choronological of them- sistem tanggal
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut di atas
mengenai macam-macam kearsipan dapat peneliti simpulkan, pada dasarnya sistem
kearsipan ada 5 (lima) macam yaitu sebagai berikut:
1. Sistem Abjad
Sistem penyimpanan arsip menurut abjad berarti warkat
yang di buat atau yang di terima oleh lembaga atau instansi tertentu yang di
dalamnya memuat nama orang,nama organisasi, nama wilayah, ataupun juga nama
pokok soal di simpan menurut taat urutan abjad mulai dari huruf A sampai dengan
Z. Abjad yang di pergunakan adalah abjad huruf pertama dari suatu nama setelah
nama-nama itu di indeks menurut aturan atau ketentuan yang berlaku untuk
masing-masing nama. Setelah nama-nama tersebut di
indeks barulah di susun menurut susunan abjad. Peraturan atau filling tersebut
merupakan standart peraturan-peraturan yang di tentukan oleh organisasi,
sehingga semua anggota organisasi harus mengikuti prosedur yang telah di
tentukan.
Sistem
penyimpanan arsip menurut abjad dapat dilakukan dengan 2 cara:
a.
Menurut susunan
abjad huruf demi huruf istilah–istilah atau nama–nama yang terdiri dari 2 ( dua
) kata atau lebih dianggap satu kata. Misal :
1.
Gunung Merapi menjadi Gunungmerapi
2.
Sinar
harapan menjadi Sinarharapan.
b.
Menurut susunan abjad kata demi
kata. Dalam susunan abjad kata demi kata, nama- nama yang terdiri dari 2 ( dua
) kata atau lebih, ditulis menjadi satu. Masing – masing kata berdiri
sendiri. Misal :
1.
Jakarta
Utara
2.
Banjar
Negara
2. Sistem subjek
Yang dimaksud dengan subjek ialah judul pokok masalah
yang berhubungan dengan instansi atau organisasi yang bersangkutan. Dalam
pelaksanaan penyimpanan arsip ini, seorang arsiparis harus dapat menentukan
lebih dahulu masalah – masalah apa yang menjadi fokus atau yang dipermasalahkan
dalam surat setiap harinya. Masalah – masalah tersebut dikelompokkan menjadi
satu subjek. Misal: masalah – masalah yang berkenaan dengan keuangan
dikelompokkan menjadi satu masalah pokok ( subjek ) dibawah keuangan, dan
seterusnya. Selanjutnya masalah –masalah itu dijadikan sub subjek dari pokok masalah ( subjek ) misalnya
Keuangan :Bonus, Gaji, Hadiah tahun baru, Lembur, dan seterusnya
3. Sistem
Geografis
Adalah suatu sistem penyimpanan arsip berdasarkan
pembagian wilayah atau daerah tertentu. Dalam hal ini pengelompokkannya
didasarkan atas satuan daerah tertentu, seperti pulau, kepulauan, propinsi,
kabupaten, dan sebagainya.
Dalam pelaksanaannya, yang harus dilakukan adalah
menentukan satuan daerah kemudian disusun menurut abjad agar mempercepat
penemuannya kembali.
Contoh: berdasarkan Ibukota propinsi: Ambon, Banda
Aceh, Bandung, Banjarmasin, Bengkulu, Denpasar, Dili, dan seterusnya
Sehingga pada tiap – tiap satuan tersebut diatas akan
tersusun warkat - warkat yang bersangkutan dengan nama orang, nama poikosoal
yang telah di urutkan menurut urutan abjad pula agar penemuannya kembali dapat
dengan mudah dan cepat.
4. Sistem Nomor
Dalam sistem penyimpana menurut nomor yang dipergunakan sebagai pedoman
mengatur arsip –arsip adalah urutan angka. Sistem nomor merupakan sistem
penyimpanan dan penyusunan arsip dengan mengunakan urutan angka sebagai pedoman
dalam mengaturnya. Seorang arsiparis harus lebih dahulu menbuat daftar kelompok
masalah-masalah seperti sistem subjek, baru kemudian di berikan nomor di
belakangnya.misalnya:
Kepegawaian 14
Cuti 14,1
Kenaikan
pangkat 14,2
Lamaran 14,3
Seorang arsiparis dapat mengembangkan nomor-nomor ini menjadi pembagian
yang lebih ke dalam desimal, seperti 14.1,14.2,14.3, dan seterusnya.dan menunjukkan
nomor dari masing-masing masalah, daftar ini di sebut dengan kartu indeks,
selanjutnya juru arsip memproses menurut nomor-nomor yang telah di tentukan
dalam kartu indeks ini.
5. Sistem Tanggal
Sistem ini di gunakan untuk filing
bahan-bahan yang di susun menurut urutan tanggal dari datangnya surat atau
bahan-bahan. Surat-surat atau bahan yang datangnya lebih akhir akan di
tempatkan pada tempat yang paling depan, tanpa melihat masalah atau perihal
surat. Selanjutnay arsiparis akan mengelompokan surat-surat atau bahan-bahan
yang di file dalam bulan-bulan setiap tahunya. Dalam penyimpanan sistem
tersebut menpunyai kegunaan tersendiri dan tidak dapat di katakan bahwa sistem
yang satu lebih baik dari sistem yang lain.
C. Pemeliharaan Arsip
1. Pemeliharaan
Pemeliharaan arsip ini di maksudkan
untuk menjaga rasip-arsip tersebut dari segala kerusakan dan kemusnahan. Kemusnahan dan kerusakan arsip dapat di sebabkan oleh factor sebagai
berikut:
a.
Factor dari dalam
seperti kertas yang akan kita pakai sangat berpengaruh
pada awet atau tidaknya tulisan dan dalam pengunaan kertas hendaknya di pilih
yang baik dan kuat, tinta pengunaan tinta yang akan di gunakan hendaknya di
sesuaikan dengan kebutuhan dan sebaiknya yang berkualitas, pasta/lem pengunaan
perekat harus di carikan yang baik jangan mengunakan perekat yang di buat dari
getah arab ataupun selulosa tape dan sejenisnya.
b.
Factor dari
luar
Seperti kelembapan udara yang tidak terkontrol akan
menimbulkan jamur sehingga kertas menjadi lembab dan rusak, udara yang terlampau
kering yang akan merusak kertas, sinar matahari sangat menbahayakan
kertas-kertas arsip untuk itu tidak boleh ada sinar matahari yang jatuh
langsung pada karats, debu, jamur dan sejenisnya, rayap dan gegat yang biasanya
terdapat pada dinding-dinding yang basah. Bukan hanya kertas tersebut yang
menjadi lembab, tetapi juga di rusak oleh gegat dan juga serangga lain.
D. Penyusutan Arsip
1. Penyusutan
Untuk meningkatkan effisiensi dan effektifnya pengelolaan kearsipan setiap
Satuan kerja wajib melakukan upaya penyusutan arsip sebagai berikut :
a.
Penyusutan arsip dilaksanakan oleh pencipta arsip.
b.
Penyusutan
arsip yang dilaksanakan oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, perguruan
tinggi negeri, serta BUMN dan/atau BUMD dilaksanakan berdasarkan JRA dengan memperhatikan
kepentingan pencipta arsip serta kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
c.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusutan
arsip diatur dengan peraturan pemerintah.
Menurut Basir Barthos (1997 : 101)
manyatakan bahwasanya penyusutan adalah kegiatan pengurangan arsip dengan cara
sebagai berikut:
1)
Memindahkan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit
kearsipan dalam lingkungan lembaga-lembaga nagara atau badan-badan pemerintah
masing-masing.
2)
Memusnahkan
arsip sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
3)
Menyerahkan
arsip statis oleh unit kearsipan kepada arsip nasional.
Tahap –
tahap penyusutan arsip :
1.
Penilaian Arsip
Sebelum melakukan penyusutan arsip diperlukan
penilaian terhadap setiap jenis arsip yang akan dipindahkan atau dimusnahkan.
Hasil penilaian menentukan berapa lama arsip disimpan dalam arsip aktif dan
inaktif, serta menentukan apakah arsip tersebut akan dimusnahkan atau dikirim
untuk menjadi arsip statis.
Ada 4 golongan arsip, yaitu:
a.
Arsip vital
Arsip vital ini penting bagi kehidupan bisnis dan
tidak dapat diganti kembali bilamana dimusnahkan. Arsip ini tergolong arsip
statis yang bersifat historis sehingga tidak dapat dipindahkan atau dimusnahkan
dan disimpan abadi selamanya. Misalnya akte pendirian perusahaan, sertifikat
bangunan atau tanah, Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dan sebagainya.
b.
Arsip penting
Arsip ini melengkapi bisnis rutin dan dapat digantikan
dengan biaya yang relatif tinggi dan lama. Arsip ini disimpan di arsip aktif
selama 5 tahun dan di arsip inaktif selama 25 tahun. Misalnya, bukti – bukti
keuangan.
c.
Arsip berguna
Arsip ini berguna sementara dan dapat diganti dengan
biaya rendah. Arsip ini disimpan di arsip aktif selama 2 tahun dan disimpan di
arsip inaktif selama 25 tahun. Misalnya, surat pesanan, neraca dan laporan tahunan.
d.
Arsip tidak berguna
Arsip ini dapat dimusnahkan seusai pakai untuk
sementara waktu. Arsip ini disimpan paling lama selama 3 bulan di arsip aktif.
Misalnya, surat undangan rapat dan pengumuman.
2.
Pemindahan arsip aktif menjadi inaktif atau kemedia lain
Seperti telah diuraikan diatas, peralihan arsip aktif
menjadi arsip inaktif dapat dilakukan setelah suatu periode kegiatan tertentu,
dimana suatu arsip sudah tidak atau jarang digunakan tetapi masih harus
disimpan. Pemindahan arsip juga dapat dilakukan melalui tempat penyimpanan atau
pemindahan ke media lain, seperti: micro film, CDROM atau CD- WROM
3.
Pemusnahan arsip
Tidak semua arsip aktif yang telah dipindahkan akan
disimpan sebagaiarsip inaktif untuk selamanya. Ada beberapa jenis arsip yang
dapat dimusnahkan setelah jangka waktu tertentu. Tetapi ada pula arsip inaktif
yang dialihkan statusnya menjadi arsip statis karena alasan historis.
4.
Pencatatan pemindahan atau pemusnahan
Arsip inaktif kemudian disimpan pada tempat
penyimpanan khusus yang dibedakan dengan arsip aktif, misalnya gudang khusus
untuk arsip inaktif.
Pemindahan dapat dilakukan melalui tempat penyimpanan
atau pemindahan ke media lain. Kemajuan teknologi memungkinkan dokumen
perusahaan yang dibuat dari kertas dialihkan ke dalam micro film atau media yang lain atau dibuat secara langsung dalam
media elektronik.
Setiap pemindahan yang menyebabkan perubahan pihak
penanggungjawab perlu dilengkapi dengan berita acara. Berita acara memuat
daftar subjek arsip yang akan dipindahkan, indeks arsip yang baru, tanggal
pemindahan, lokasi dan tempat pemindahan yang baru serta bukti tanda terima
yang ditandatangani oleh orang yang menyerahkan arsip dan orang yang menerima
arsip sebagai penanggungjawab arsip. Cara pemindahan arsip atau pemusnahan
arsip dapat dilakukan berdasarkan :
a.
Pemindahan secara terus – menerus
Arsip dipindahkan menjadi inaktif setelah arsip
tersebut selesai digunakan.
Pemindahan ini tidak tentu. Pemindahan arsip umumnya
dilakukan pada perusahaan seperti kantor pengacara, pelaksana proyek, kantor
arsitek, konsultan dan sebagainya, dimana seluruh dokumen menjadi inaktif
setelah suatu proyek atau kegiatan selesai.
b.
Pemindahan secara periodik
Arsip dipindahkan menjadi inaktif setelah satu periode atau jangka waktu
tertentu. Umumnya dilakukan setiap satu tahun sekali. Misalnya, bukti – bukti
keuangan dipindahkan menjadi inaktif setelah perusahaan melakukan tutp buku
pada akhir periode akutansi.
E. Pengelolaan Kearsipan
Pengelolaan arsip sebenarnya telah
dimulai sejak suatu surat (naskah, warkat) dibuat atau diterima oleh suatu
kantor atau organisasi sampai kemudian ditetapkan untuk disimpan, selanjutnya
disusutkan (retensi) dan atau dimusnahkan. Oleh karena itu, didalam kearsipan
terkandung unsur – unsur kegiatan penerimaan, penyimpanan, temu balik, dan
penyusutan arsip. Arsip disimpan karena mempunyai nilai atau kegunaan tertentu.
Oleh karena itu, hal yang perlu diperhatikan dalam hal
ini ialah bagaimana prosedurnya, bagaimana cara penyimpanan yang baik, cepat,
dan tepat, sehingga mudah ditemu – balikkan atau ditemukan kembali sewaktu –
waktu diperlukan, serta langkah – langkah apa yang perlu diikuti/dipedomani
dalam penyimpanan arsip tersebut. Untuk menyelenggarakan penyimpanan arsip
secara aman, awet, efisien dan luwes (fleksibel) perlu ditetapkan asas
penyimpanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing – masing
kantor/instansi yang bersangkutan.
F. Korespondensi kearsipan (surat – menyurat)
1. Pengertian Surat-Menyurat
Surat adalah suatu alat untuk
menyampaikan informasi atau pernyataan secara tertulis yang dibuat oleh
seseorang atau penjabat kepada pihak lain baik atas nama sendiri maupun jabatan
dalam organisasi. Isi surat dapat berupa berita yang berwujud pemberitahuan,
pernyataan, pertanyaan, permintaan, laporan, catatan aktiitas pribadi atau
organisasi seperti perjanjian, keputusan, tanda bukti dan sebagainya.
Menurut pendapat Drs. I.G
Wursanto dalam bukunya Teknologi Perkantoran menyatakan bahwa surat
dapat diartikan dengan berbagai cara, antara lain:
a.
Surat merupakan helai kertas dalam bentuk maupun dalam
wujud apa pun yang berisi keterangan-keterangan tertulis untuk disampaikan
kepada pihak lain yang membutuhkannya.
b.
Surat adalah media komunikasi secara tertulis untuk
disampaikan kepada pihak lain dalam rangka mendapatkan pengertian dan kerja
sama antara kedua belah pihak.
c.
Surat ialah suatu pernyataan bahasa secara tertulis,
untuk menyampaikan suatu informasi atau keterangan dari satu pihak kepada pihak
lain.
Dari pengertian tersebut terdapat
dua pihak yang terlibat dengan surat, yaitu pengirim dan penerima. Apabila
terjadi hubungan terus-menerus dan berkesinambungan antara dua pihak yaitu
pengirim dan penerima dengan saling berkiriman surat, maka terjadilah
surat-menyurat atau koresponden. Secara sederhana surat menyurat dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan pengendalian arus berita tertulis yang timbul dari
adanya sutau pencatatan, laporan atau keputusan yang memungkinkan terjadinya
permintaan, pemberitahuan, dan sebagainya.
2. Tujuan Dan Fungsi Surat-Menyurat
a. Tujuan
Surat Menyurat
Setiap orang atau lembaga yang
melakukan kegiatan penulisan surat tentu mempunyai suatu tujuan, di mana tujuan
yang satu dengan yang lainnya mungkin berbeda. Apakah untuk mencari informasi,
memberi informasi, memesan barang, memberi perintah, atau hanya memberikan
jasa-jasa yang menarik. Namun, pada intinya terdapat tiga tujuan menulis surat,
yaitu sebagai berikut :
1.
Memberitahu atau menyampaikan informasi, penjelasan
kepada pihak lain
2.
Menerima atau
mendapatkan informasi, penjelasan kepada pihak lain
3.
Memperlancar arus informasi, sehingga informasi yang
diterima jelas dan tidak salah pengertian.
Agar tujuan penulisan surat dapat
tercapai, maka penulis surat harus menguasai pengetahuan dan keterampilan
surat-menyturat. Penulisan surat yang kurang baik akan mempengaruhi arus
informasi, sehingga dapat terjadi salah pengertian dan tujuan penulisan surat
pun tidak akan tercapai.
Syarat-syarat yang perlu
diperhatikan oleh penulis surat agar dapat menulis surat dengan baik adalah :
a.
Memahami prosedur surat-menyurat
b.
Memahami segala permasalahan yang akan ditulis
c.
Memahami teknik
penulisan surat yang baik
d.
Memahami
penggunaan tata bahasa dalam surat-menyurat
e.
Memahami posisi penulis dan penerima surat
3. Fungsi Surat Menyurat
Dalam ruang lingkup surat sebagai
dokumen kantor, surat berfungsi sebagai berikut :
a.
Tanda bukti
tertulis otentik
surat dapat digunakan untuk
pembuktian apabila terjadi perselisihan antar kantor-kantor atau
pejabat-pejabat yang mengadakan hubungan korespondensi. Contoh: surat
perjanjian, surat kuasa, dan sebagainya.
b.
Pedoman
Surat digunakan sebagai pedoman
untuk melakukan sesuatu atau bertindak. Misalnya surat perintah, surat
instruksi, surat keputusan, dan sebagainya.
c.
Alat pengingat
atau berfikir
Surat dapat digunakan untuk
mengetahui hal-hal yang telah terlupakan atau telah lama. Misalnya surat-surat
yang diarsipkan.
d.
Duta atau wakil dari penulis, pejabat atau organisasi
pengirim surat.
Surat sebagai wakil organisasi
dianggap sebagai mentalitas jiwa dan kondisi intern dari organisasi yang
bersangkutan.
4. Penggolongan Surat
Jenis-jenis surat dapat digolongkan
menurut wujud, pemakaian, banyaknya sasaran yang dituju, isinyam sifatnya dan
proses penyelesaiannya. Untuk itu penggolongan surat dapat dibedakan
berdasarkan :
a.
Menurut wujud surat
1.
Surat biasa atau
bersampul, adalah surat yang ditulis di atas kertas yang biasanya dimasukkan ke
dalam sampul yang akan dikirimkan.
2.
Memo dan nota,
adalah surat yang dipakai secara intern dalam sutau organisasi. Memo dan note
dipergunakan untukmeminta atau memberi informasi serta petunjuk antar pejabat
kantor.
3.
Kartu pos, adalah benda pos berbetuk kartu berukuran
10×15 cm atau 15×20 cm yang dipakai apabila isi surat itu singkat dan tidak
rahasia.
4.
Warkat pos,
adalah surat yang wujudnya berupa gabungan sampul dan kertas surat. Warkat pos
digunakan apabila isi surat lebih panjang dari kartu pos. Isinya hanya boleh
dibaca oleh orang yang berhak yaitu yang tercantum pada alamat surat.
5.
Telegram, adalah surat yang ditulis pada blanko
telegram yang berisi pokok-pokok singkat permasalahan.
6.
Surat tanda bukti, adalah surat berbentuk formulir
yang dipakai sebagai tanda bukti keabsaha aktivita antara dua pihak, misalnya
kuitansi, faktur, tanda terima, kartu identitas, dan sebagainya.
b.
Menurut sifat
isinya
1.
Surat pribadi,
adalah surat yang dibuat seseorang yang isinya menyangkut kepentingan pribadi.
2.
Surat dinas,
adalah surat yang dibuat dan dikeluarkan oleh suatu lembaga baik pemerintah
maupun swasta dan di tandatangani oleh pejabat atau yang mewakilinya.
c.
Menurut keamanan isinya
1.
Surat biasa,
yaitu surat yang tidak akan menimbulkan akibat buruk atau merugikan organisasi
yang bersangkutan jika isinya diketahui atau dibaca orang lain.
2.
Surat rahasia, yaitu surat yang isinya tidakboleh
diketahui oleh orang lain karena akan menimbulkan kerugian bagi
organisasi atau pejabat yang bersangkutan.
3.
Surat sangat
rahaisa, yaitu surat yang berisi masalah yang sangat penting dan hanya boleh
dibaca atau diketahui isinya oleh orang tertentu yang berhak menyelesaikan atau
mengambil keputusan.
d.
Menurut proses penyelesaiannya
Pengiriman
surat menghendaki agar surat yang dikirimnya segera memperoleh tanggapan sesuai
dengan kepentingan surat. Berdasarkan proses penyelesaiannya, surat digolongkan
menjadi tiga macam, yaitu :
1.
Surat biasa adalah surat yang tidak memerlukan
tanggapan atau penyelesaian secepatnya, tetapi dapat diselesaikan menurut
urutan surat yang diterima.
2.
Surat segera adalah surat yang isinya memerlukan
tanggapan atau penyelesaian dengan segera lebih cepat dari surat biasa.
3.
Surat sangat segera adalah surat yang isinya
memerlukan tanggapan penyelesaian yang secepatnya, harus dilakukan atau
diselesaikan pada kesempatan pertama atau prioritas utama.
e.
Menurut kegiatan
1.
Surat intern, adalah surat yang ditujukan untuk
lingkungan suatu organisasi atau instansi sendiri
2.
Surat ekstern,
adalah surat yang ditujukan keluar lingkungan organisasi atau instansi.
f.
Menurut sasaran yang dituju
1.
Surat biasa,
adalah surat yang ditujukan kepada seseorang atau organisasi tertentu.
2.
Surat edaran, adalah surat yang ditujukan kepada orang
atau organsiasi yang jumlahnya tidak terbatas.
BAB
III
PENUTUP
Korespondensi
sangat penting dalam sebuah organisasi perkantoran karena korespondensi atau surat-meyurat
merupakan rangkaian aktivitas yang berkenaan dengan pengiriman informasi secara
tertulis mulai dari penyusunan, penulisan sampai dengan pengiriman informasi
hingga sampai kepada pihak yang dituju.
Proses
korespondensi merupakan sarana untuk mengirim atau memberi informasi tertulis
kepada atasan atau pihak lain, baik sebagai laporan, pemberitahuan, permintaan
ataupun pertanyaan.
2.
Perlu adanya
penambahan fasilitas kearsipan sehingga pengelolaan dan penyimpanan arsip dapat
berjalan lebih baik
DAFTAR
PUSTAKA
download.portalgaruda.org/article.php?article=24668&val=1516
library.unej.ac.id/.../en.../detailnonmodal;...KORESPONDENSI
yuliansah,S.Pd.,M.Pd//manajemen
kearsipan
Lampiran
A.
Surat
Masuk/Surat Keluar, 5 Sistem Kearsipan (1 Surat Saja)
Dibawah ini
merupakan contoh satu surat keluar, dimana surat keluar ini sudah mencakup 5
sistem kearsipan yaitu : sistem abjad, sistem kronologis, sistem nomor, sistem
subjek, dan sistem geografis.
PT MELIN SEJAHTERA
Alamat
: Gambiran Sawit Yogyakarta, 55246 Tlp. (0267) 586168 Fax. (0267) 548202
E-mail:
melin_melin@gmail.com
Nomor :
001/CVMS/V/2015 28
Mei 2015
Hal : Permohonan kerja sama
Lam : -
Kepada
PT
Mulia Abadi
Jalan
Gatot Subroto
Dempasar-
Bali
Dengan hormat,
Kami dari PT Melin Sejahtera,Tbk. Dalam hal ini
bermaksud untuk mengajukan permohonan kerja sama dengan PT Mulia Abadi untuk
menjadi distributor produk – produk kami
berupa:
1.
Produk
elektronik (Handphone, Laptop, TV, Lampu Hias, dan segala macam produk
elektronik lainnya)
2.
Furniture
(Sofa, Almari, Meja, Bad dan lainnya)
Kami akan memberikan kompensasi yang
sebanding kepada PT Mulia Abadi jika bersedia untuk menjadi distributor resmi
produk dari perusahaan kami.
Meknisme bentuk kerja sama dapat kami
jelaskan lebih lanjut apabila PT Mulia Abadi tertarik dengan pengajuan kerja
sama yang kami sampaikan
Demikian surat permohonan kerja sama ini
kami buat, atas perhatian dan kerja samanya kami sampaikan terimakasih.
Nb : kami akan menunggu tembusan dari
bapak/ibu selaku pimpinan PT Mulia Abadi paling lambat 10 hari setelah surat
ini bapak/ibu terima.
Homat
saya
Devisi keuangan
Dr,
Melinnia,SE,MM..
B.
DAFTAR
KLASIFIKASI
1.
Klasifikasi
Sistem Abjad
A, B, C,.........................Z
Aa, Ab, Ac,...................Az
Aba, Abb, Abc,.............Abz
Aca, Acb, Acc,..............Acz
Contoh :
NAMA
ORANG
|
INDEKS
|
KODE
ABJAD
|
||
UNIT
1
|
UNIT
2
|
UNIT
3
|
||
Pasha
|
Pasha
|
Pa
|
||
Dr.
Dika Nasution
|
Nasutio
|
Dika
|
Dr.
|
Na
|
I
Gusti Made Tirta
|
Tirta
|
Made
|
I
Gusti
|
Ti
|
2.
Sistem
angka/nomor (numerik)
Masalah
utama Sub
Masalah Sub-sub Masalah
000
Pendidikan dan pelatihan
100 Keuangan
200 Personalia
300 Pembangunan
400 Koperasi
500 Produksi
600 Pemasaran
700 Penelitian dan Laboratorium
800 Perlengkapan
900 Pengangkutan dan Perbekalan
Contoh
:
Daftar
Klsifikasi Sistem Nomor
Pusat Studi
Pengembangan Administrasi AMAYO
Jalan
Pramuka No. 70 Yogyakarta
Masalah
Utama
|
Sub masalah
|
Sub-sub
masalah
|
Kode
klasifikasi
|
000 Organisasi (or)
|
000 Masyarakat
010 Kampus
|
010 BEM
011 UKM
012 HIMA
|
Or.000.000.010
Or.000.000.011
Or.000.000.012
|
100
Kepegawaian (KP)
|
100 Upah
110 Cuti
|
110 Cuti Melahirkan
111 Cuti Sakit
|
KP.100.110.110
KP.100.110.111
|
3.
Daftar
Klasifikasi Sistem Wilayah (Geografis)
DAFTAR KLASIFIKASI SISTEM GEOGRAFIS
JAWA
JAWA –BALI
|
JAWA
|
1
|
JAKARTA
A. JAKARTA
PUSAT
B. JAKARTA
BARAT
C. JAKARTA
SELATAN
D. JAKARTA
TIMUR
E. JAKARTA
UTARA
|
2
|
JAWA BARAT
A. BANDUNG
B. BOGOR
C. CIREBON
D. MERAK
|
3
|
JAWA TENGAH
A. PEKALONGAN
B. REMBANG
C. SEMARANG
D. SOLO
E. TEGAL
|
4
|
YOGYAKARTA
A. BANTUL
B. SLEMAN
|
5
|
JAWA TIMUR
A. BANYUWANGI
B. JEMBER
C. MALANG
D. SURABAYA
|
6
|
BALI
A. AMPLAPURA
B. DENSPASAR
C. KLUNGKUNG
D. SINGARAJA
|
4.
Daftar Klasifikasi Sistem Urutan
Waktu (Kronologis)
Daftar klasifikasi tanggal terdiri dari :
Tahun (tanggal utama) sebagai kode laci
Bulan (sub tanggal) sebagai kode guide
Tanggal
(sub-sub tanggal) sebagai kode hanging folder
|
Contoh:
Agus akan menyimpan arsip dari PT Surya Kencana tertanggal 1
Maret 2015. Berarti identitas surat tersebut adalah 1 Maret 2015.
Mengindeks
Membagi tanggal menjadi tanggal utama, sub tanggal, dan
sub-sub tanggal. Contoh: Surat tanggal 1 Maret 2015 terdiri dari tanggal utama
(2015), sub tanggal (Maret), sub-sub tanggal (1)
Contoh: arsip tertanggal 1Maret 2015 disimpan pada laci
berkode 2015, dibelakang guide Maret,
didalam hanging folder berkode 1. Kode klasifikasi : 01 atau 1 (sesuai
tanggal)
5.
Daftar Kalsifikasi Sistem Subyek
Contoh :
Maslah
Utama
|
Masalah
|
Sub
Masalah
|
Kp : Kepegawaian
|
Cuti
|
a.
Cuti melahirkan
b.
Cuti sakit
c.
Cuti tahunan
|
Mutasi
|
a.
Kenaikan golongan
b.
Masa kerja
c.
Tunjangan keluarga
d.
Alih tugas
e.
jabatan
|
Daftar
Klasifikasi Sistem Subyek
Pusat Studi
dan Pengembangan Administrasi AMAYO
Jalan
Pramuka No. 70 Yogyakarta
Masalah Utama
|
Sub Masalah
|
Sub – Sub Masalah
|
Kode Klasifikasi
|
Organisasi (Or)
|
Masyarakat
Kampus
|
BEM
UKM
HIMA
|
C.
Buku Agenda
BUKU
AGENDA SURAT KELUAR
Sistem Abjad
No
|
Tanggal
|
Keluar
(K)
|
Surat
|
Kepada
|
Isi
Ringkasan
|
Keterangan
|
Kode
Klasifikasi
|
|
Nomor
|
Tanggal
|
|||||||
1.
|
28 Mei 2015
|
k
|
001/pi/ama/rs/v/2015
|
28 Mei 2015
|
Dinas perizinan
|
Permohonan izin penelitian
|
Indra Gunawan
|
G.U
|
2.
|
10 Juni 2015
|
k
|
002/pi/ama/rs/v1/2015
|
10 Juni 2015
|
Dinas perizinan
|
Permohonan izin MOPK III
|
Marcelin Un
|
M.A
|
Sistem
Kronologis
No
|
Tanggal
|
Keluar
(K)
|
Surat
|
Kepada
|
Isi
Ringkasan
|
Keterangan
|
Kode
Klasifikasi
|
|
Nomor
|
Tanggal
|
|||||||
1.
|
28 Mei 2015
|
k
|
001/pi/ama/rs/v/2015
|
28 Mei 2015
|
Dinas perizinan
|
Permohonan izin penelitian
|
2015/05/28
|
|
2.
|
10 Juni 2015
|
k
|
002/pi/ama/rs/v1/2015
|
10 Juni 2015
|
Dinas perizinan
|
Permohonan izin MOPK III
|
2015/06/10
|
Sistem Geografis
No
|
Tanggal
|
Keluar
(K)
|
Surat
|
Kepada
|
Isi
Ringkasan
|
Keterangan
|
Kode
Klasifikasi
|
|
Nomor
|
Tanggal
|
|||||||
1.
|
28 Mei 2015
|
k
|
001/ PTMS /V1/ 2015
|
28 Mei 2015
|
PT Mulia Abadi
|
Permohonan kerja sama
|
Jawa
|
|
2.
|
10 Juni 2015
|
k
|
003/ PTMA /V1/ 2015
|
10 Juni 2015
|
PT Melin Sejahtera
|
Pengiriman barang
|
Luar Jawa
|
Sistem Subjek
No
|
Tanggal
|
Keluar
(K)
|
Surat
|
Kepada
|
Isi
Ringkasan
|
Keterangan
|
Kode
Klasifikasi
|
|
Nomor
|
Tanggal
|
|||||||
1.
|
28 Mei 2015
|
k
|
001/ PTMS /V1/ 2015
|
28 Mei 2015
|
PT Mulia Abadi
|
Permohonan kerja sama
|
PT Mulia Abadi
|
|
2.
|
10 Juni 2015
|
k
|
003/ PTMA /V1/ 2015
|
10 Juni 2015
|
PT Melin Sejahtera
|
Pengiriman barang
|
PT Melin Sejahtera
|
Sistem Nomor
No
|
Tanggal
|
Keluar
(K)
|
Surat
|
Kepada
|
Isi
Ringkasan
|
Keterangan
|
Kode
Klasifikasi
|
|
Nomor
|
Tanggal
|
|||||||
1.
|
28 Mei 2015
|
k
|
001/ PTMS /V1/ 2015
|
28 Mei 2015
|
PT Mulia Abadi
|
Permohonan kerja sama
|
001/ PTMS /V1/ 2015
|
|
2.
|
10 Juni 2015
|
k
|
003/ PTMA /V1/ 2015
|
10 Juni 2015
|
PT Melin Sejahtera
|
Pengiriman barang
|
003/ PTMA /V1/ 2015
|
BUKU AGENDA SURAT MASUK
Sistem Abjad
No
|
Tanggal
|
Masuk
(M)
|
Surat
|
Dari
|
Isi
Ringkasan
|
Keterangan
|
Kode
Klasifikasi
|
|
Nomor
|
Tanggal
|
|||||||
1.
|
02 Juni 2015
|
M
|
224 / SI / PMYDI/ V / 2015
|
30 Mei 2015
|
Dinas perizinan
|
Persetujuan izin penelitian
|
Indra Gunawan
|
G.U
|
2.
|
10 Juni 2015
|
M
|
229/SI /PMYDI/V1/2015
|
13 Juni 2015
|
Dinas perizinan
|
Persetujuan izin MOPK III
|
Marcelin Un
|
M.A
|
Sistem Kronologis
No
|
Tanggal
|
Masuk
(M)
|
Surat
|
Dari
|
Isi
Ringkasan
|
Keterangan
|
Kode
Klasifikasi
|
|
Nomor
|
Tanggal
|
|||||||
1.
|
02 Juni 2015
|
M
|
224 / SI / PMYDI/ V / 2015
|
30 Mei 2015
|
Dinas perizinan
|
Permohonan izin penelitian
|
2015/05/30
|
|
2.
|
15 Juni 2015
|
M
|
229/SI /PMYDI/V1/2015
|
10 Juni 2015
|
Dinas perizinan
|
Permohonan izin MOPK III
|
2015/06/13
|
Sistem Geografis
No
|
Tanggal
|
Masuk
(M)
|
Surat
|
Dari
|
Isi
Ringkasan
|
Keterangan
|
Kode
Klasifikasi
|
|
Nomor
|
Tanggal
|
|||||||
1.
|
01 Juni 2015
|
M
|
001/ PTMS /V1/ 2015
|
28 Mei 2015
|
PT Melin Sejahtera
|
Permohonan kerja sama
|
Jawa
|
|
2.
|
13 Juni 2015
|
M
|
003/ PTMA /V1/ 2015
|
10 Juni 2015
|
PT Mulia Abadi
|
Pengiriman barang
|
Luar Jawa
|
Sistem Subjek
No
|
Tanggal
|
Masuk
(M)
|
Surat
|
Kepada
|
Isi
Ringkasan
|
Keterangan
|
Kode
Klasifikasi
|
|
Nomor
|
Tanggal
|
|||||||
1.
|
01 Juni 2015
|
M
|
001/ PTMS /V1/ 2015
|
28 Mei 2015
|
PT Melin Sejahtera
|
Permohonan kerja sama
|
PT Mulia Abadi
|
|
2.
|
13 Juni 2015
|
M
|
003/ PTMA /V1/ 2015
|
10 Juni 2015
|
PT Mulia Abadi
|
Pengiriman barang
|
PT Melin Sejahtera
|
Sistem Nomor
No
|
Tanggal
|
Masuk
(M)
|
Surat
|
Dari
|
Isi
Ringkasan
|
Keterangan
|
Kode
Klasifikasi
|
|
Nomor
|
Tanggal
|
|||||||
1.
|
04 Junii 2015
|
M
|
004/ PTMS /V/ 2015
|
28 Mei 2015
|
PT Melin Sejahtera
|
Permohonan kerja sama
|
004/ PTMS /V/ 2015
|
|
2.
|
15 Juni 2015
|
M
|
008/ PTMA /V1/ 2015
|
10 Juni 2015
|
PT Mulia Abadi
|
Pengiriman barang
|
008/ PTMA /V1/ 2015
|
Rtg casino slots with free spins & real money - DrMCD
BalasHapusLooking for 속초 출장마사지 the best RTG casino slots? DrMcd has a 의왕 출장안마 list of the best 순천 출장안마 RTG slots and there is no 논산 출장마사지 need to register on a 목포 출장마사지 Rtg casino site!